Perkembangan Radio Di Era Digital
Post on July 22, 2020
Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan atau mempromosikan produk dan jasa kepada customer. Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga telah membuat semakin bertambahnya cara untuk beriklan. Media konvensional seperti koran dan majalah turut melakukan perombakan dengan memperlebar jangkauannya ke dunia digital. Tujuannya jelas untuk menjaring generasi milenial yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia digital.
Seperti media konvensional lainnya, radio pun mulai mengikuti perkembangan teknologi dengan menyediakan online streaming dan berinteraksi dengan pendengar melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. Bukan hanya itu, dalam hal menayangkan iklanpun radio memlih pendekatan yang personal dengan para pendengarnya melalui talkshow yang interaktif maupun penggunaan bahasa gaul dan bahasa daerah agar lebih dekat dengan para pendengarnya. Interaksi seperti inilah yang memungkinkan radio tetap bertahan di era digital ini dan menjadi salah satu media yang tepat untuk beriklan.
Radio adalah media yang berbasis komunitas, yang berarti pendengarnya merupakan suatu kelompok yang spesifik dan di lokasi kota dimana radio tersebut berada. Seperti misalnya Suara Surabaya adalah radio nomor satu di Surabaya yang secara spesifik membahas tentang lalu lintas dan isu-isu politik, sosial, dan berita lainnya, sementara EBS FM lebih condong ke anak-anak muda dan membahas tentang musik dan hal-hal seputar anak milenial. Targeting yang spesifik seperti ini yang terkadang dibutuhkan sebuah brand. Produk properti contohnya dapat masuk ke Suara Surabaya, sementara iklan Pocari Sweat lebih cocok untuk beriklan di EBS FM.
Selain segmentasi yang spesifik, radio juga dapat menjadi media alternatif di kota-kota yang kecil yang sinyal internetnya belum begitu bagus. Menurut survei Nielsen, penetrasi radio di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 37 persen. Angka ini menunjukkan bahwa radio masih didengarkan oleh sekitar 20 juta orang di Indonesia di 11 kota yang disurvei oleh Nielsen. Masih menurut Nielsen, 57% pendengar radio adalah Generasi X dan Baby Boomers, mereka mendengarkan radio selama kurang lebih 17 hingga 18 jam per minggunya. Disusul oleh milenial yang mendengarkan radio selama 15 jam per minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa radio masih memiliki potensi yang bagus dan pendengar yang loyal.
Poin – poin diatas menunjukkan bahwa radio masih ada di hati masyarakat di era digital ini, karena itu banyak brand yang tertarik beriklan di radio. Ada banyak jenis iklan yang bisa dimanfaatkan klien untuk mempromosikan brandnya di radio seperti spot adlibs, insert dan talkshow. Bila brand Anda membutuhkan repetisi yang tinggi agar dapat diingat pendengar, Anda bisa memilih spot adlibs, sementara bila brand Anda membutuhkan penjelasan yang panjang dan mendetail, seperti properti atau seminar, Anda bisa memilih talkshow. Sebelum beriklan melalui radio, pastikan Anda melakukan penelitian radio mana yang sesuai dengan target market produk Anda. Untuk memudahkan Anda juga bisa menghubungi kami melalui telepon atau masukkan nomor Anda di kolom contact us agar kami bisa menghubungi Anda dan memberikan info yang Anda butuhkan.